Berapa banyak kilang minyak di Indonesia?
Dikala ini Indonesia mempunyai 10( 10) kilang minyak, baik yang dipunyai PT Pertamina( Persero) ataupun instansi Usaha swasta yang lain dengan keseluruhan kapasitas pengerjaan kilang minyak ialah sebesar 1, 156 juta barrel per hari. Jumlah itu berawal dari Kilang yang dipunyai PT Pertamina( Persero), ialah stasiun Brandan berkapasitas pengerjaan 4, 5 ribu barrel per hari( telah tidak bekerja semenjak 2007), Dumai( 127 ribu barrel per hari), Sungai Pakning( 50 ribu barrel per hari), Musi( 127, 3 ribu barrel per hari), Cilacap( 348 ribu barrel per hari), Balikpapan( 260 ribu barrel per hari), Balongan( 125 ribu barrel per hari), dan Kasim( 10 ribu barrel per hari).
Tidak hanya itu ada kilang minyak yang diurus Pusdiklat Migas Cepu berkapasitas 3, 8 ribu barrel per hari. Sedangkan itu, kilang minyak yang dipunyai instansi usaha swasta ialah PT Trans Pacific Petrochemical Indotama( TPPI) berada di Tuban dengan kapasitas 100 ribu barrel per hari( materi dasar kondensat). Pada tahun 2008 produksi bahan bakar minyak( BBM) dari semua kilang minyak di Indonesia merupakan sebesar 740 ribu barrel per hari, sedangkan itu kebutuhan BBM dalam negara menggapai 1, 1 juta barrel per hari alhasil Indonesia hadapi kekurangan BBM sebesar 360 ribu barrel per hari( 33 persen dari keseluruhan keinginan BBM), alhasil buat menutup kekurangan itu dibutuhkan pembangunan kilang minyak terkini dengan kapasitas pengerjaan sebesar 400 ribu barrel per hari.
Buat tingkatkan kehandalan cadangan BBM dari kilang dalam negara, dikala ini PT Pertamina( Persero) tengah merancang pembangunan kilang terkini ataupun perubahan kilang existing, ialah di antara lain pembangunan Kilang Banten yang berkapasitas 300 ribu barrel per hari di Bojonegara, Banten( langkah dini hendak dibentuk kilang dengan kapasitas 150 ribu barrel per hari yang diharapkan mulai bekerja pada tahun 2015).
Pembangunan Kilang Tuban yang berkapasitas 300 ribu barrel per hari di Tuban, Jawa Timur( mulai bekerja pada tahun 2016), dan perluasan Kilang Balongan dengan kapasitas 200 ribu barrel per hari( mulai bekerja pada tahun 2015). Lambatnya realisasi pembangunan kincir minyak antara lain diakibatkan besarnya pemodalan yang dibutuhkan serta rendahnya margin. Buat itu dalam rencana mensupport terealisasikannya pembangunan kilang minyak, Direktorat Jenderal Migas sudah melaksanakan koordinasi dengan lembaga terpaut, ialah BKPM, Unit Finansial, Setjen DESDM, BPH Migas, BPN, serta Pertamina untuk mangulas sokongan insentif pemodalan kilang.
Sebagai hasilnya, dikala ini buat pabrik pengerjaan minyak alam sudah diserahkan insentif pajak berbentuk sarana pajak pemasukan lewat PP Nomor. 1 tahun 2007 yang sudah disempurnakan dengan PP Nomor. 62 tahun 2008.
Buat memperjuangkan lekas terealisasinya pembangunan kilang minyak terkini di Indonesia, hingga Menteri ESDM sudah menganjurkan tambahan insentif tidak hanya dari PP Nomor. 62 tahun 2008 pada Menteri Finansial lewat pesan No 2843 atau MEM. Meter atau 2009 bertepatan pada 10 Juni 2009.
Originally posted 2022-03-09 22:08:45.