Korosi adalah proses kerusakan pada material atau logam akibat reaksi kimia antara logam dengan lingkungan sekitarnya. Ada beberapa jenis korosi, diantaranya korosi umum, korosi galvanik, korosi pitting, korosi erosi, korosi retak tegang, dan korosi antar-kristal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi adalah kelembaban, temperatur, pH, kekuatan listrik, dan bahan pengotor. Korosi dapat menyebabkan kerusakan struktural dan ketidakamanan pada konstruksi bangunan, kendaraan, dan alat-alat lainnya.
Gas yang Dapat Menyebabkan Korosi Daerah Industri
1. Gas Karbon Dioksida
Gas karbon dioksida biasa dijumpai pada atmosfer dan digunakan dalam industri makanan dan minuman, petrokimia dan pembuatan minyak dan gas. Gas ini menimbulkan korosi pada logam karena menghasilkan asam karbonat ketika bereaksi dengan air di permukaan metalik.
2. Gas Hidrogen Sulfida
Gas hidrogen sulfida dihasilkan pada proses pemurnian minyak dan gas untuk menghilangkan sulfur. Gas ini sangat beracun dan dapat merusak sistem pernapasan dan juga korosi pada logam di lingkungan yang terkena dampaknya.
3. Gas Ammonia
Gas ammonia digunakan dalam industri kimia, pupuk dan farmasi. Gas ini dapat mengalami korosi pada material seperti tembaga dan perangkat elektronik ketika terkena kelembaban di lingkungan.
4. Gas Klor
Gas klor digunakan dalam industri pulp dan kertas, air minum, dan desinfektan. Gas ini sangat berbahaya bagi sistem pernapasan dan kulit manusia. Gas klor juga dapat menyebabkan korosi pada beberapa jenis logam, terutama pada suhu tinggi.
5. Gas Nitrogen Oksida
Gas nitrogen oksida dihasilkan dari mesin pembakaran internal dan sering dijumpai di industri kimia. Apabila gas nitrogen oksida terkena kelembaban, ia dapat bereaksi dengan air dan membentuk asam nitrit yang menyebabkan korosi pada logam.
6. Gas Sulfur Dioksida
Gas sulfur dioksida dapat dihasilkan dari proses pembakaran batu bara dan minyak. Gas ini digunakan dalam produksi pupuk dan pembuatan kertas. Sulfur dioksida dapat merusak lapisan permukaan logam melalui korosi.
7. Gas Hidrogen
Gas hidrogen dapat menyebabkan korosi pada sebagian logam ketika terdapat kelembaban di sekitarnya. Gas hidrogen biasanya digunakan dalam proses pembuatan bahan bakar sel dan dalam produksi bahan kimia.
8. Gas Ozon
Gas ozon dapat dihasilkan dari proses industri kimia, mesin pengolah makanan, dan industri semikonduktor. Ozon dapat merusak beberapa material seperti karet, plastik, dan permukaan metalik ketika terkena panas atau cahaya matahari.
9. Gas Hidrogen Fluorida
Gas hidrogen fluorida merupakan bahan kimia yang digunakan dalam produksi logam, fluorinasi, dan proses elektrolisis. Gas ini bereaksi dengan permukaan metalik dan dapat menyebabkan korosi.
10. Gas Klorin
Gas klorin digunakan dalam produksi bahan kimia dan diindikasikan untuk penggunaan pada air kolam renang. Gas ini dapat menyebabkan korosi pada beberapa jenis logam seperti timah dan seng.
Kesimpulan
Gas-gas industri yang dapat menyebabkan korosi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, seperti karbon dioksida, hidrogen sulfida, ammonia, klor, nitrogen oksida, sulfur dioksida, hidrogen, ozon, hidrogen fluorida, dan klorin. Apabila gas-gas ini terhirup oleh manusia, sangat berbahaya bagi sistem pernapasan. Namun, industri dapat meminimalisir risiko korosi dengan mengimplementasikan praktik-proaktif dalam pemilihan material dan desain untuk lingkungan yang terkena dampaknya.
Adalah sangat penting untuk memperhatikan efek lingkungan dari industri pada kesehatan manusia dan lingkungan secara keseluruhan. Meningkatkan kesadaran dan mengimplementasikan praktik yang lebih aman dan berkelanjutan perlu diupayakan agar lingkungan tetap aman dan sehat baik bagi manusia maupun hewan yang tinggal di sekitar lingkungan industri.
Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!